link href='http://imageshack.us/photo/my-images/98/sdsao.jpg/' rel='SHORTCUT ICON'/> ♥♥: Dokter Kehidupan

Sabtu, 12 Juni 2010

Dokter Kehidupan

Persembahan untuk hari lingkungan sedunia. Tepatnya tanggal 5 juni.

Hujan lebat mengguyur kota kecilku, menciptakan bunyi2an disetiap atap rumah, bagai sekelompok alat musik perkusi.

Alam bernyanyi, namun tak seorangpun tau maksud nyanyian itu. Nyanyian yang didendangkan tak lagi beraturan dan menyalahi jadwalnya. Tak disangkal lagi, alam tlah kehilangan keseimbangannya.

Aku berlari kecil menghindari guyuran hujan, berteduh dibawah gerobak penjual gorengan. Dalam derasnya hujan yang bersambut dingin, menyantap gorengan panas memang mantap.
"ketika hujan santap yang panas, ketika panas santaplah yang dingin"
Teori umum yang tak diragukan lagi kesaktiannya.

Akhir2 ini nyanyian alam semakin tak beraturan, alam berlaku sekehendaknya. Merusak keseimbangan kehidupan yang tlah lama dibangun sejak bumi ini tercipta. Namun kupikir itu bukan salah alam. Tak ada yang salah dari alam.

Lamunanku buyar seketika sebuah toyota 80an 'menyemprotkan' genangan air ke arah ku.
Aku yang sejak tadi terdiam dengan sebuah tahu goreng ditanganku spontan terkejut.
"Astaghfirullah, smakin basah juga baju ini" sesalku
"oi monyet!! Kalo nyetir jangan sok ngebut deh. Mobil buntut keropos dan karatan gitu. Mau pamer apa lu!!" sorak abang goreng kesal
"udah bang, istighfar. Mudah2an pengemudi itu sadar"

Mobil itu berhenti sejenak dan kemudian memacu gas nya. Asap gelap keluar dari cerobong belakang mobil usang itu. Menghamburkan Gas CO hasil pembakaran tak sempurna. Mencemari pinggiran jalan tempatku bernaung.

Asap itu, iya. Asap itu yang merusak nyanyian indah hujan. Merusak keseimbangan alam. Alam tempat kita bernaung, tempat kita tinggal. Tempat anak cucu kita akan tumbuh dan berkembang.

Setumpuk gas CO2 yang terkandung dalam asap itu terbang mendominasi udara. Menyelimuti lapisan atmosfer yang tertidur lelap olehnya. Bagai udang dibalik batu, seperti itu lah CO2 dengan ozon. Bayangkan jika satu kendaraan menghasilkan 500cc CO2, berapakah untuk semua kendaraan dibumi ini.

"iya dik, itulah penyebab global warming" kata bang goreng tiba2.
"lho kok?" aku keheranan
"udah dik, ini kan cerita jadi terserah cerpenis donk"
"owh ya, kita kan cuma tokoh bang" ucapku .
"benar sekali" jawabnya

Ah, kenapa orang2 tak sadar dengan keadaan alam. Lebih tepatnya dengan kesehatan bumi. Tidak kah mereka berpikir bahwa tak ada dokter yang mampu menyembuhkan bumi.

"sudahlah dik, jangan terlalu dipikirkan" si abang menyela
"jangan masuk kepikiran saya donk bang" kesalku
"udah lah, ntar sang cerpenis marah lho" katanya cengengesan.

Hujan yang tak pernah reda membatasi langkahku menuju rumah. Langit semakin gelap dan mau tak mau kuharus pulang sekarang juga.

"pulanglah lagi, hampir maghrib ini lho. Tapi bayar dulu gorengannya" celutuknya.
"nyebelin banget dah. Ni duitnya bang, makasi" tuturku.

Aku berlari pulang, dan seketika diperjalanan ku terhenti. Melihat seorang gadis kecil yang sedang membenahi tanaman di trotoar.
Berharap tanaman itu berguna dimasa depan.
Gadis itu dokter, dokter kehidupan. Dokter sang bumi.

Slideshow

Terima Kasih atas Kunjungan anda Lain Kali datng lagi ke sini dilihat