link href='http://imageshack.us/photo/my-images/98/sdsao.jpg/' rel='SHORTCUT ICON'/> ♥♥: peri

Jumat, 09 Juli 2010

peri



Kata “Peri” telah disalah gunakan sepanjang sejarah penggunaan bahasa Inggris oleh bangsa manusia. Ada kepercayaan bahwa kata “Peri” adalah sebuah istilah lampau, muncul setelah masa pertengahan yang diartikan sebagai wanita-wanita jahat yang memiliki kekuatan sihir. Istilah Perancis “fai” berasal dari Bahasa latin “fatae” yang berarti “wanita-wanita peri yang mengunjungi sebuah rumah tangga pada saat ada peristiwa kelahiran dan meramalkan masa depan dari si bayi, seperti yang dilakukan oleh tiga takdir (Three fates). Kata “Peri” sebenarnya berarti “fat-erie” , seperti “state ofenchanment and that transferred fromthe object to the agent”. Peri adalah seorang “orang kerdil” yang memiliki kekuatan besar dan berwibawa, khususnya di Celtic dan daratan Irlandia.

Bagi orang-orang keturunan Irlandia, peri-peri adalah asal mula keturunan mereka, yaitu Tuatha de Danaan. Mereka lebih dikenal sebagai“Daoine Sidhe “ atau “Sidhe”(diucapkan dengan “Shee”) di Irlandia,“Sith” di Higlands, “Pisgies” di Cornwall, dan “elves” di Skotlandia/Inggris.
Menurut beberapa orang peneliti, istilah bahasa Inggris yang paling tepat menurut orang-orang ini dengan memperhatikan masalah kesukuan adalah “Elf”. Meskipun istilah “Elf” sering menjadi kontroversi, bagi pengarang Poortvliet dan Huygen, “Elves” adalah roh/arwah udara dari alam, yang menyukai tarian tarian gembira dan memainkan peralatan-peralatan musik senar.

Mereka juga dapat hidup di bawah tanah, di dalam/atas air, di udara, dan kebanyakan mereka mempunyai sayap. Walaupun istilah Elf umum bagi bagi orang-orang kerdil ini, istilah lainnya juga sering digunakan yaitu “sprite”, “pixie”, “nixie”, “fauns”, “brownies” ,“dwarves“, “leprechauns”, dan “fairy (peri)”.
“Sprite” adalah istilah umum untuk orang kerdil seperti “pixies”, “spirit yang berarti roh-roh kayu, air, atau roh roh alam, elves dari Celtic biasa disebut “Faeries”. “Dwarf” biasa digunakan untuk menyebutkan “Dark Elves”, tetapi istilah yang paling umum disukai adalah “The Good Neighbors”.

Beberapa nama lainnya yang mereka anggap lebih disukai: “The SeelieCourt”, “Them Ones”, “The Strangers”, “The little People”, “The Fair Folk”, “The Good Folk”, “The Forgetful Folk”, “The Hidden Folk”, “Them”, “Mother’sBlessing”, “The Lovers”, The NightFolk”, “The Little darling”, dll.
Ada beberapa kontroversi diantara para peneliti mengenai siapakah sebenarnya Good Neighbors tersebut atau dengan kata lain, Apakah mereka itu sebenarnya? Ketika pertanyaan tersebut dibincangkan dalam suatu diskusi, kita biasanya mendapatkan berbagai macam tanggapan, tetapi kebanyakan pikiran manusia mengkonsepkannya sebagai orang “wee (kecil)” atau “little (kecil)”. Terlalu banyak para ahli dongeng (folklorist) yang melakukan riset untuk meneliti fenomena ini lebih dulu, ini bukanlah kasusnya. Banyak peneliti menyatakan bahwa deskripsi atas orang kerdil dengan sayap serangga ini adalah merupakan evolusi sederhana dari pengetahuan dan adat, awalnya cerita-cerita tersebut tidak melukiskan mereka sebagai orang kecil atau kerdil melainkan sebenarnya memiliki ukuran sama seperti manusia.

Seperti pertanyaan apakah mereka ada atau tidak, semua yang kita perlu lakukan adalah bertanya pada seorang Irlandia yang akan dengan singkat menjawab, “Saya tidak percaya pada peri, tetapi mereka ada disana “. Banyak orang kristen percaya bahwa mereka adalah malaikat yang memberontak disurga dan kemudian dilempar keluar dan karena mereka tidak terlalu jahat untuk dimasukkan ke neraka, mereka dikirim untuk hidup selamanya di bumi dan itulah mengapa mereka bisa bertindak sangat baik seperti malaikat atau sebaliknya seperti iblis. Banyak yang percaya lukisan peri-peri yang artistik dengan sayap merupakan penggabungan dari malaikat yang dilakukan oleh orang-orang kristen. Bagaimanapun, menurut pengalaman saya, saya sudah menemukan mereka sebagai sebuah variasi dari orang orang kerdil dengan sayap serangga, dengan ukuran tubuh manusia, bayangan hantu, setengah binatang dan setengah manusia, dan terakhir memiliki sifat seperti dewa.



Kepercayaan pada Good Folk tumbuh dengan subur di masa lampau ketika segalanya dikelilingi oleh roh/arwah-arwah. Pohon atau karang menurunkan nama jalan “Fred” atau “Krystal” yang merupakan bagian dari kehidupan bangsa sehari-hari. Begitu juga dengan
“Good Folk”. Mereka disimbolkan dengan sebuah sebutan dan memainkan peran penting dalam kehidupan setiap orang. Tetapi ini adalah waktu ketika setiap orang percaya pada banyak tuhan, Dewa-dewa, Roh-roh, nenek moyang, dan makhluk. Saat sekarang ini, jika seseorang menyatakan percaya pada peri-peri mereka sering dikucilkan.“Jadi jika mereka ada, kenapa kita tidak bisa melihatnya ?” ini adalah pertanyaan yang mungkin muncul dalam benak kita setiap waktu.
Mulai dari “nature spirit (roh alam)”, senang,sedih, marah, gembira, sifat keperian, rasa dendam, muram, bersahabat, cinta,dan benci sebagai “alam itu sendiri” (mereka mengambil berbagai bentuk berbeda sebagaimana energi-energidari “Earth Mother” ) “Kekeringan, badai, gempa bumi, cahaya redup, ketenangan, kedamaian, atau perusakan.

”Elves” dapat mengambil berbagai bentuk, sebagai orang dengan berbagai kecantikan, dewa sex, wanita tua, laki laki pincang/lumpuh yang bungkuk, kambing, sapi, babi, penyihir, ulat, kupu-kupu, kucing, batu, dedaunan, tanaman, sarang laba-laba, atau bahkan hembusan angin. Ukuran mereka berkisar antara ukuran seekor serangga sampai ukuran yang lebih besar dari manusia. Mereka tidak stabil dan mudah berubah bentuk dalam berbagai bentuk dan alam, dan tidak bisa dibedakan antara satu dengan yang lainnya.
Mereka tidak dibatasi dengan dunia kita, mereka bisa meloncat antara kedua dunia dengan sedikit menggerakkan jarinya atau mengernyitkan hidungnya. Mereka memiliki keahlian sihir alami yang bisa membuat mereka secara cepat tidak terlihat dan tidak pernah bisa dilihat oleh mata manusia kecuali atas kemauan mereka sendiri untuk bisa terlihat.
Karena kemampuan mereka itulah manusia tidak bisa melihat mereka. Banyak latihan atau didikan yang harus dilakukan untuk mengatasi halangan membiarkan diri kita bisa melihat mereka.

Pada masa kanak-kanak pikiran dan batas pikiran belum dirusak oleh berbagai macam kelakuan/kebiasaan, sehigga anak-anak sering bisa melihat mereka tanpa kesulitan dan akan menceritakan dongeng penglihatan mereka dengan bangga (tentu saja membuat orang tua mereka terkejut dengan teman khayalan mereka dan membuat mereka merasa bodoh untuk mempercayai hal-hal semacam itu)
Dalam lagu-lagu yang mengandung kekuatan magis jaring-jaring kehidupan dapat juga membuat kita bisa melihat mereka dengan mudah, semisal para penyair, peramal, musikus, dukun, orang yang memiliki kewaskitaan (memiliki ketajaman perasaan), dan penyelidik alam.
Zat-zat halusinasi dan ramuan obat-obatan, upacara-upacara magis, dan perubahan keadaan juga dapat memungkinkan banyak manusia
untuk bisa melihat mereka. Suatu keyakinan meskipun syarat-syarat untuk membuka hubungan dengan mereka memiliki pertalian emosional atau “hubungan darah” dengan mereka.
Hubungan dengan mereka dianggap sangat sulit untuk dilakukan, khususnya hubungan sexual, dan keduanya dibatasi oleh berbagai macam hal-hal tabu.

Sebuah film yang sangat brilian diproduksi tahun 1993 untuk anak-anak berjudul “Fern Gully”. Film ini memberikan sebuah cerita yang detail dan menarik tentang pemisahan antara peri dan dunia manusia. Dimana film ini membawa unsur-unsur fantasi Hollywood, animasi, kecendrungan atas patrial (garis keayahan), dan perumpamaan – ini membawa hati dan roh sejati dari kayu. Mereka dilindungidan dijaga oleh kayu. Mereka juga dilindungi oleh alam yaitu karang, daratan, laut, atau langit.
Mereka adalah Ibu alam anak-anak yang dianggap perlu untuk kita awasi. Suatu tempat disepanjang jalan dimana hubungan kita terputus. Jadi dimanakah mereka bersembunyi ?
Sementara banyak dari makhluk kerdil itu telah mengungsi dari dunia manusia, lari ke tanah para peri (disebut “Elfame”) keburukan masih terjadi di tempat itu, rumah-rumah yang ditinggalkan, puncak-puncak gunung, sungai, dan ladang-ladang terbuka. Tergantung dari tipe dan jenisnya dimana kita bisa menemukan mereka.

Slideshow

Terima Kasih atas Kunjungan anda Lain Kali datng lagi ke sini dilihat