Bocah BUs kota

Bocah bus kota

Sebuah rutinitas yang melelahkan yang harus kujalani setiap hari. Tak kusesali melakukannya, hanya saja ku jenuh dalam prosesnya.

Satu bulan terakhir ini ku ikut intensif snmptn, tujuannya supaya bisa masuk PTN favorit. Perjalanan panjang pun ku lalui, 3 jam perjalanan pulang pergi untuk 2 jam pengajajaran. Nilai yang tak seimbang, tak jarang ku kelelahan karna mesti naik angkot dan bus kota.

Tapi dibalik itu, banyak pelajaran yang kudapatkan. Banyak peristiwa yang menambah pengalamanku. Bukankah guru terbaik itu adalah pengalaman hidup.

***

Sesak, panas, dan membosankan. Suasana umum bus kota. Didampingi lantunan lagu melayu dari band2 asal andalas. Ku hanya duduk termenung di bangku yang sudah robek atau lepas jahitannya.

Suara khas bus karatan lebih mendominasi suara lagu yang diputar keras itu. Asap rokok berterbangan kian kemari. Ya, seperti itulah bus kota yang memang tak bisa disamakan dengan bus way.

Sekelompok bocah berpenampilan kumal duduk dibarisan belakang bus. Dengan style celana yang diturunkan kebawah. Seolah memamerkan celana dalam nya itu. Ntah trend tahun berapa itu.

Dalam lamunanku memikir gejala sosial yang melanda calon pemimpin bangsa itu. Seorang dari bocah itu membuatku tersentak.
"bang, ada korek?"
"ndak ada dik"

Sambil mengeluarkan sebatang rokok mild dari dalam sakunya. Kupikir seperti inikah generasi muda Indonesia. Dengan pakaian yang tak beres. Ditambah lagi anting2 yang bergelantung di telinga mereka.

Hatiku miris melihat kejatuhan moral. Apa memang tak ada yang peduli dengan mereka, bocah2 bus kota itu?

Sesaat setelah itu sang bocah pun menemukan seorang penumpang yang sedang merokok. Ya, dapatlah olehnya api pembakar rokoknya itu.

Aku yang tak tahan dengan asap rokok yang mengkontaminasi nikotin dan tar itu, berlalu ke kursi di depan. Meninggalkan bocah2 bus kota itu.

Dan bertanya tanya dalam hati, apa gerangan penyebab semua ini. Karna hati kita tau jawabannya.